Headlines News :
Box 1 Image 1 Box 1 Image 1 Box 1 Image 2 Box 1 Image 3
Box 2 Image1 Box 2 Image 2 Box 2 Image 3
Box 3 Image 1 Box 3 Image 2 Box 3 Image 3
Box 4 Image 1 Box 4 Image 2 Box 4 Image 3 Box 4 Image 3 Box 4 Image 3 Box 4 Image 3
Box 5 Image 1 Box 5 Image 2 Box 5 Image 3

Partai Gerindra dalam Sebuah Reposisi

Written By DPD PARTAI GERINDRA SULAWESI SELATAN on Selasa, 06 Maret 2012 | 06.23

    Konstalasi politik di Kabupaten Bone semakin memanas seiring mendekatnya perhelatan akbar 5 tahunan .............pemilihan Kepala daerah.
    Dari beberapa bakal calon Kepala daerah sudah saling mengklaim mengendarai partai ini dan partai itu.Partai Gerakan Indonesia Raya sebagai salah satu partai yang telah lulus Parlementary Resold mencoba menggali sumber daya manusia dari kader-kadernya walaupun secara pormal belum memiliki wakil di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Bone. Berangkat dari sebuah komitmen yang besar sebagai wujud pencitraan dan eksistensi dari partai, mencoba menggalang kerja sama dengan beberapa partai non parlemen untuk mengusung satu pasangan kandidat calon bupati.
    Selamat bekerja wahai kader garuda emas 2013 menantikan Anda.
(Sumber :)

Daerah Incaran Calon Legislator 2014

Written By DPD PARTAI GERINDRA SULAWESI SELATAN on Sabtu, 18 Februari 2012 | 23.37

Watampone.Partai Gerindra Bone

Kabupaten Bone sebagai salah satu kabupaten yang paling menjadi inceran para calon legislatorpada tahun 2014 dimana jumlah wajib pilih di Kabupaten Bone berjumlah kurang lebih 500.000 yang tentu saja jika dapat diakselarasikan dapat mendudukkan wakilnya sebanyak 5 orang untuk tingkat pusat dan 10 orang untuk tingkat propinsi yang tersebar di 1385 TPS.Kabupaten Bone terdiri dari 27 Kecamatan , 331 desa dan 41 Kelurahan. Jika dilihat dari banyaknya desa, kelurahan yang ada dikabupaten Bone tentu merupakan lahan potensial yang tidak boleh dinapikan begitu saja . Olehnya itu Partai politik yang akan memasuki masa kompetisi  Tahun 2014 mulai memasang para kadernya sebagai bentuk persiapan menggalang konstituen melalui komunikasi aktif dan bernilai konstruktif sebagai bentuk pencitraan partainya.
(Sumber : Andi Kasman.S.Pd.)

Prabowo Capres Terkuat 2014

Written By DPD PARTAI GERINDRA SULAWESI SELATAN on Rabu, 08 Februari 2012 | 11.44

NILAH.COM, Jakarta - Berdasarkan survei Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) bertema A Few Good Man: Kandidat Presiden 2014 yang dilakukan di 33 Provinsi, 140 Kabupaten/Kota pada 3-8 Oktober 2011, terindikasikan bahwa Prabowo adalah Capres 2014 yang terpopuler dibandingkan capres lainya. Prabowo diharapkan tidak menggelembung lalu gembos (kempes) hanya karena berbagai kelemahan. Prabowo dan Gerindra juga jangan sampai bersikap tidak egaliter, dan tidak nyambung ke rakyat bawah (rakyat jelata), sebab ada kekhawatiran fungsionaris Gerindra mengelola partai bagai mengurus perusahaan (korporasi) dan hanya lebih pandai berwacana, yang justru menyulitkan Prabowo sendiri dalam berkiprah langsung ke masyarakat bawah. Demikian benang merah diskusi terbatas Freedom Foundation di Jakarta, Kamis (1/12/11) mengenai ‘Fenomena Prabowo dan Politik 2014’ dengan pembicara Nehemia Lawalata (mantan sekretaris ekonomi-politik Prof Sumitro Djojohadikusumo), Muhamad Muntasir (Deputi Direktur Freedom Foundation), Umar Hamdani (Deputi Direktur Prabowo Center dan mahasiswa Pasca Sarjana STF Driyarkara) serta Herdi Sahrasad, peneliti senior Pusat Studi Islam dan Kenegaraan Universitas Paramadina. Nehemia Lawalata dan Muhamad Muntasir (lulusan Fisipol UGM) secara jujur menyatakan, tanpa bermaksud melakukan pembunuhan karakter atau menyudutkan Prabowo dan Fadli Zon, persepsi publik selama ini melihat Prabowo identik dengan Fadli Zon dan sebaliknya Fadli Zon identik dengan Prabowo. Situasi ini amat menyulitkan Prabowo dan Fadli sendiri, karena menganggap Prabowo milik Fadli Zon atau sebaliknya. Akibatnya pula, kaum muda dan rakyat bawah juga enggan bergabung atau bersimpati pada kubu Prabowo karena dalam persepsi publik terbaca bahwa Fadli Zon cs sendiri tidak egaliter, tidak populis, selain tidak berprestasi apapun di panggung nasional kecuali sebagai loyalis Prabowo. “ Kita khawatir ada mispersepsi publik semacam ini sehingga tutur kata Fadli cs yang sloganistis pro-rakyat tidak seirama dengan perilaku mereka sendiri yang elitis. Ini perlu diingatkan atau dikoreksi demi kebaikan bersama,” kata Nehemia Lawalata dalam diskusi bebas ini “Saya pernah mengenal Fadli Zon. Harus jujur saya katakan, saya melihat kans Prabowo besar, namun Fadli Zon, Ahmad Muzani, dan loyalis lingkarannya bukan orang Jawa/Sunda serta tidak memahami budaya rakyat Jawa/Sunda. Ini jelas problem primordialisme yang serius bagi Prabowo untuk meraih suara dari masyarakat Jawa-Sunda yang jadi penentu kemenangannya,” tambah Muhammad Muntasir. Muntasir menambahkan, kini fenomena Prabowo bisa jadi menggelembung lalu gembos, kempis, padahal Pilpres masih jauh. “Sebagai pendukung Prabowo, saya memang kritis dan masalah ini amat serius,” timpal Muntasir seraya mengingatkan jutaan pemilih Jawa/Sunda hampir pasti menjadi penentu menang kalahnya Prabowo dalam pilpres 2014. Dalam hal ini, Herdi Sahrasad menilai bahwa Fadli Zon sudah bekerja keras, tinggal diperkuat dengan rekan-rekan yang peduli untuk membantunya bekerja memenangkan pemilu. “Memang diperlukan keterbukaan dari kubu Prabowo untuk menerima dukungan jutaan orang di Tanah Air dan itu tak mungkin dipikul Fadli Zon sendirian. Artinya, ada baiknya Prabowo menaruh kepercayaan pada sejumlah orang lain untuk menjadi orang kepercayaannya. Ini memang masalah yang tidak sederhana,’’ tutur dosen Universitas Paramadina itu. Muntasir dan Umar Hamdani serta Nehemia Lawalata mengkhawatirkan Prabowo dan jajarannya di Gerindra cenderung menggantung ke atas layar kaca televisi dan terkesan elitis yang bisa membuat kaum muda, kaum intelektual dan mahasiswa ‘emoh’ mendukungnya.. “Apalagi Prabowo sibuk bisnis, relatif jauh dari keterbukaan dan jauh dari rakyat jelata. Berbagai persoalan serius yang melingkupi fenomena itu, dikhawatirkan akan membuat Prabowo menjadi presiden pencitraan belaka, bukan presiden beneran karena tak mengakar di rakyat dan kaum muda. Kita khawatir sungguh soal ini,” imbuh Umar Hamdani. Para pembicara berpendapat Prabowo harus mengubah struktur dan kultur kepemimpinannya serta kultur dan struktur 'lingkaran dalam' (inner circle) Gerindra yang umumnya tidak egaliter, tidak paham nature dan kultur rakyat jelata. Apalagi Prabowo dan seluruh fungsionaris Gerindra lebih suka berpakaian seragam yang mengesankan ‘Sindrom Napoleon’ dan militerisme serta feodalisme gaya baru. Padahal sebaiknya berpakaian biasa saja, seperti Gus Dur, Amien Rais atau Hidayat Nur Wahid. “Semua koreksi atau kritik ini bukan untuk menyudutkan Prabowo atau melakukan pembunuhan karakter, namun demi kemenangan mengingat cita-citanya mulia untuk mewujudkan negara keadilan dan kesejahteraan di Indonesia. Kita mendukung Prabowo, namun khawatir karena berbagai kelemahan tadi, lantas terjerembab. Ini harus kita hindari, kita cegah,” tambah Umar Hamdani, Deputi Direktur Prabowo Center Bidang Sosial. Herdi menambahkan, Prabowo harus menggalang dukungan kaum intelektual nasionalis dan muslim. “Kita cemaskan bahwa tanpa dukungan para cendekiawan muslim dan inteligensia nasionalis, hal ini bisa amat menyulitkan Prabowo dalam mendapat dukungan Ummat Islam dan rakyat bawah secara nyata. Persoalan ini harus diatasi,” kata Herdi Sahrasad yang meneliti independen soal persepsi para intelektual dan rakyat bawah atas fenomena Prabowo. Menurut survey SSS, Prabowo yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra (Gerakan Indonesia Raya), yang juga menjabat sebagai Ketua Umum HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia), merupakan kandidat presiden terkuat dalam pilpres 2014 mendatang. Kekecewaan masyarakat terhadap pemimpin dan partai berkuasa, membuat nama Prabowo dinomor satukan. “Namun semua survey SSS itu bisa jadi sia-sia selama Prabowo elitis, berpenampilan gedongan dengan seragam yang militeristis. Penampilan dan strategi serta gayanya harus diubah sesuai rakyat bawah dan harus secara otentik, tidak dibuat-buat. Sayang, modal social Prabowo justru digerus oleh elite fungsionaris Gerindra yang tidak nyambung dengan rakyat jelata,” timpal Umar Hamdani. Para pembicara mengingatkan Prabowo dan Gerindra bahwa kini beberapa pemilik grup media massa besar di Indonesia bergabung dengan partai politik. Mereka menjadi orang kunci di partai politik dan menjadi tantangan/saingan berat Prabowo. Sebut saja Aburizal Bakrie, Surya Paloh dan Hary Tanoe. “Realitas buram ini menghadapkan kepentingan politik, kekuatan modal, kekuatan media massa dan kepentingan publik dalam wadah kompetisi merebut kekuasaan, tapi semoga amanah untuk rakyat. Sebab rakyat takut hanya jadi obyek belaka. Jangan sampai ini terjadi,” ungkap Muhamad Muntasir ,seorang peneliti. [mdr]

Deklarasi Partai Gerindra

DEKLARASI PARTAI GERAKAN INDONESIA

 Bismillahirrahmanirrahim


Terwujudnya tatanan masyarakat Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu, demokratis, adil dan makmur serta beradab dan berketuhanan yang berlandaskan Pancasila, sebagaimana termaktub di dalam Pembukaan UUD 1945, merupakan cita-cita bersama dari seluruh rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, hanya dapat dicapai dengan mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa, dengan landasan Pancasila.

Budaya bangsa dan wawasan kebangsaan harus menjadi modal utama untuk mengeratkan persatuan dan kesatuan. Sehingga perbedaan di antara kita justru menjadi rahmat dan menjadi kekuatan bangsa Indonesia.


Namun demikian, mayoritas rakyat masih berkubang dalam penderitaan, sistem politik kita tak kunjung mampu merumuskan dan melaksanakan perekonomian Nasional untuk mengangkat harkat dan martabat mayoritas rakyat Indonesia dari kemelaratan.


Bahkan dalam upaya membangun bangsa, dalam perjalanannya kita telah terjebak sistem ekonomi pasar. Sistem ekonomi pasar telah memporak-porandakan perekonomian bangsa, yang menyebabkan situasi yang sulit bagi kehidupan rakyat dan bangsa. Hal itu berakibat menggelembungnya jumlah rakyat yang miskin dan menganggur. Pada situasi demikian, tidak ada pilihan lain bagi bangsa ini kecuali harus menciptakan suasana kemandirian bangsa dengan membangun sistem ekonomi kerakyatan.


Terpanggil untuk memberikan amal baktinya kepada negara dan rakyat Indonesia, atas Rahmat Allah Yang Maha Esa, kami yang bertanda tangan di bawah ini MENDEKLARASIKAN BERDIRINYA PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA (GERINDRA).


Partai Gerakan Indonesia Raya adalah partai rakyat yang mendambakan Indonesia yang bangun jiwanya, dan bangun badannya. Partai Gerakan Indonesia Raya adalah partai rakyat yang bertekad memperjuangkan kemakmuran dan keadilan di segala bidang.


Jakarta, Pebruari 2009

MAKNA LAMBANG / TANDA GAMBAR




* Kotak persegi panjang bergaris hitam, dasar warna putih, yang melambangkan kesucian dan keikhlasan. Di tengah terdapat lima persegi bergaris hitam dengan dasar merah.

* Di tengahnya terdapat gambar kepala Burung Garuda dengan warna kuning keemasan, melambangkan kemakmuran.

* Menghadap ke kanan, melambangkan keberanian dalam bersikap dan bertindak.

* Kepala Burung Garuda pada lehernya terdapat sisik yang berjumlah 17, terdapat jengger dan jambul berjumlah 8, bulu telinga yang berjumlah 4, bingkai gambar kepala Burung Garuda persegi 5, yang menyimbulkan tanggal kemerdekaan Indonesia, 17-8-45.

* Di atasnya bertuliskan PARTAI berwarna hitam, di bawahnya bertuliskan GERINDRA berwarna merah dengan tepi tulisan berwarna hitam, di bawahnya lagi tulisan GERAKAN INDONESIA RAYA berwarna hitam.

Gerindra: Verifikasi Cagub DKI Independen Rawan Kecurangan

JAKARTA -Meskipun proses verifikasi pasangan Cagub-Cawagub DKI Independen baru dimulai tanggal 13 Februari 2012 mendatang, namun Partai Gerindra akan mengawal proses verifikasi tersebut karena menilai hal tersebut rawan kecurangan.
Ketua DPD DKI Gerindra Muhammad Taufik mengatakan, partainya ingin mengawal kinerja KPU DKI, karena proses verifikasi jumlah dukungan dilakukan secara manual.
Menurutnya, karena dilakukan secara manual, maka hal itu dinilai rawan kecurangan, terutama di PPS tingkat kelurahan.
“Masalahnya, proses verifikasi itu tak diumumkan ke warga setempat kalau di kelurahan itu ada verifikasi calon independen. Cuma dipanggil satu-satu. Misalnya, di kelurahan itu ada 2.000 orang yang mau diverifikasi, petugas KPU cuma tiga di tiap kelurahan, ini rawan sekali,” kata Taufik saat jumpa pers di Balai Kota, Rabu (8/2/2012).
Taufik mengaku pesimistis dengan kinerja PPS KPU DKI tingkat kelurahan bila tidak diawasi. Menurutnya, warga Jakarta mengurus KTP saja malas, apalagi harus menghadiri proses verifikasi Cagub DKI Independen.
“Dari 267 kelurahan di Jakarta, saya tidak bisa temukan tempat yang bisa menampung 2.000 orang di masing-masing kelurahan itu. Kader Gerindra yang akan tugaskan di tiap kelurahan sebanyak 20 orang. Kalau ada kecurangan, kami laporkan ke polisi,” jelasnya.
(tribunnews.com)

Cagub Gerindra Harus Bisa Swasembada Beras

SEMARANG:DPD Partai Gerindra Jateng mulai mewacanakan calon gubernur (cagub) yang diusung dalam Pilgub 2013. Meski pelaksanaan pilgub masih jauh, namun Gerindra menyatakan siap mendukung cagub yang mampu mewujudkan swasembada beras, gula, dan bawang merah. Cagub dengan kriteria tersebut menjadi pilihan partai karena sejalan dengan visi dan misi Gerindra.
“Cagub Jateng yang kami pilih tentu saja harus sesuai dengan visi dan misi partai. Kami siap mendukung calon gubernur yang fokus dan mampu mewujudkan swasembada beras, gula, dan bawang merah,” kata Ketua DPD Partai Gerindra Jateng Abdul Wachid  didampingi Wakil Ketua Bidang Pemuda Olahraga Pendidikan dan Kebudayaan DPD Gerindra Jateng Dwi Yasmanto.
Menurut dia, Gerindra komitmen untuk bisa mendorong dan mengawal kesejahteraan rakyat. Bila swasembada ketiganya itu terpenuhi, maka kesejahteraan rakyat bisa meningkat. Selain itu, impor kebutuhan ketiganya pun tak perlu dilakukan. Sebagaimana diketahui, kebijakan impor sangat meresahkan petani. Misalnya, harga panenan bawang merah petani lokal bisa turun seiring dengan masuknya barang impor tersebut.
Pihaknya berencana melakukan survei elektabilitas terhadap beberapa nama-nama tokoh di Jateng. Siapa saja tokoh yang akan disurvei, hal itu masih menjadi rahasia partainya. Gerindra juga bersiap untuk menghadapi Pemilu Legislatif 2014, target kemenangan mutlak harus diraih.
Ini sebagai langkah untuk mengusung Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai calon Presiden. Rakyat kini membutuhkan kepemimpinan yang tegas, peduli dan memahami karakter bangsa Indonesia. Selain itu juga memiliki visi dan misi membangun negara berdasarkan tipologi budaya dan geografisnya sehingga nantinya tak perlu ada impor garam, ikan, dan gula.
(suaramerdeka.com)

Hymne Partai Gerindra)

Mars Partai Gerindra

Membuat Widget Visitor untuk Blog

Mungkin bagi anda, para blogger atau para blogger baru was-was dengan blog yang anda buat, apakah ada pengunjung yang melihat atau tidak, maka daripada itu saya memuat informasi ini, sebagai perhatian terhadap para pembuat blogger baru agar anda tidak was-was dalam memikirkan kunjungan blog anda.
1. Anda cukup mengklik widgeo.net
2. Lalu pilih type dan bentuk yang anda suka
3. Tekan Get Widget
4. Konfigurasikan Html

Gerindra Berniat Ikut Proses Verifikasi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pendaftaran calon Gubernur DKI Jakarta dari jalur perseorangan sudah dimulai sejak Rabu (8/2/2012) ini. Untuk mengantisipasi adanya kesalahan dan kecurangan, Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Partai Gerindra akan ikut serta dalam proses verifikasi bakal calon Gubernur DKI Jakarta dari jalur perseorangan pada Pemilukada 2012.
Ketua DPD Partai Gerindra, Muhammad Taufik mengatakan akan mengerahkan seluruh kader sampai tingkat kelurahan untuk ikut serta dalam proses verifikasi berkas dukungan calon independen ini.
Mengingat petugas yang bekerja untuk proses verifikasi hanya 100 orang untuk seluruh berkas. "KPU tidak memakai sistem digital untuk verifikasi berkas ini. Jadi semua pendukung harus dicek satu per satu. Takutnya ada kecurangan," kata Taufik, ketika konferensi pers di Balaikota, Jakarta, Rabu (8/2/2012).
Untuk keperluan ini, sebanyak 20 orang kader Gerindra di tiap Kecamatan dan Kelurahan telah disiapkan. Nantinya, kader-kader ini akan bertugas mengawasi dan melaporkan jika ada kecurangan yang dilakukan oleh Panitia Pemungutan Suara (PPS).
"Apalagi jika ada tiga calon independen yang mendaftar, harus lebih teliti lagi. Karena satu orang hanya bisa mendukung satu calon," jelas Taufik.
Selama dalam pengawasan, jika terbukti ada tindak kecurangan maka pihaknya tidak segan untuk melaporkannya ke pihak yang berwajib.
Menurutnya, ini merupakan langkah agar Pemilukada 2012 ini benar jujur dan adil. "Keterbukaan merupakan bagian yang sangat penting dalam penyusunan pelaporan hasil verifikasi. Ini juga demi reputasi KPU sendiri," tandasnya.

Sejarah Partai Gerindra

Bermula dari Keprihatinan, Partai Gerindra lahir untuk mengangkat rakyat dari jerat kemelaratan, akibat permainan orang-orang yang tidak peduli pada kesejahteraan.
Dalam sebuah perjalanan menuju Bandara Soekarno-Hatta, terjadi obrolan antara intelektual muda Fadli Zon dan pengusaha Hashim Djojohadikusumo. Ketika itu, November 2007, keduanya membahas politik terkini, yang jauh dari nilai-nilai demokrasi sesungguhnya. Demokrasi sudah dibajak oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan memiliki kapital besar. Akibatnya, rakyat hanya jadi alat. Bahkan, siapapun yang tidak memiliki kekuasaan ekonomi dan politik akan dengan mudah jadi korban. Kebetulan, salah satu korban itu adalah Hashim sendiri. Dia diperkarakan ke pengadilan dengan tudingan mencuri benda-benda purbakala dari Museum radya Pustaka, Solo, Jawa tengah. “Padahal Pak Hashim ingin melestarikan benda-benda cagar budaya,“ kata Fadli mengenang peristiwa itu. Bila keadaan ini dibiarkan, negara hanya akan diperintah oleh para mafia. Fadli Zon lalu mengutip kata-kata politisi inggris abad kedelapan belas, Edmund Burke: The only thing necessary for the triumph [of evil] is for good men to do nothing.” Dalam terjemahan bebasnya, “kalau orang baik-baik tidak berbuat apa-apa, maka para penjahat yang akan bertindak.“ terinspirasi oleh kata-kata tersebut, Hashim pun setuju bila ada sebuah partai baru yang memberikan haluan baru dan harapan baru. tujuannya tidak lain, agar negara ini bisa diperintah oleh manusia yang memerhatikan kesejahteraan rakyat, bukan untuk kepentingan golongannya saja. Sementara kondisi yang sedang berjalan, justru memaksakan demokrasi di tengah himpitan kemiskinan, yang hanya berujung pada kekacauan. Gagasan pendirian partai pun kemudian diwacanakan di lingkaran orang-orang Hashim dan Prabowo. Rupanya, tidak semua setuju. Ada pula yang menolak, dengan alasan bila ingin ikut terlibat dalam proses politik sebaiknya ikut saja pada partai politik yang ada. Kebetulan, Prabowo adalah anggota Dewan Penasihat Partai Golkar, sehingga bisa mencalonkan diri maju menjadi ketua umum. Namun, ketika itu Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla adalah wakil presiden mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. “Mana mau Jusuf Kalla memberikan jabatan Ketua Umum Golkar kepada Prabowo?” kata Fadli.
Setelah perdebatan cukup panjang dan alot, akhirnya disepakati perlu ada partai baru yang benar-benar memiliki manifesto perjuangan demi kesejahteraan rakyat. Untuk mematangkan konsep partai, pada Desember 2007, di sebuah rumah, yang menjadi markas IPS (Institute for Policy Studies) di Bendungan Hilir, berkumpulah sejumlah nama. Selain Fadli Zon, hadir pula Ahmad Muzani, M. Asrian Mirza, Amran Nasution, Halida Hatta, Tanya Alwi dan Haris Bobihoe. Mereka membicarakan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) partai yang akan dibentuk. “Pembahasan dilakukan siang dan malam,” kenang Fadli. Karena padatnya jadwal pembuatan AD/ART , akhirnya fisik Fadli ambruk juga. Lelaki yang menjabat sebagai Direktur Eksekutif di IPS ini harus dirawat di rumah sakit selama dua minggu.
Fadli tidak tahu lagi bagaima-na kelanjutan partai baru ini. Bahkan dia merasa pesimistis bahwa gagasan pembentukan partai baru itu akan terus berlanjut. Namun diluar dugaan, ketika Hashim datang menjenguk di rumah sakit, Hashim tetap antusias pada gagasan awal untuk mendirikan partai politik. Akhirnya, pembentukan partai pun terus dilakukan secara maraton. Hingga akhirnya, nama Gerindra muncul, diciptakan oleh Hashim sendiri. Sedangkan lambang kepala burung garuda digagas oleh Prabowo Subianto.
Pembentukan Partai Gerindra terbilang mendesak. Sebab dideklarasikan berdekatan dengan waktu pendaftaran dan masa kampanye pemilihan umum, yakni pada 6 Februari 2008. Dalam deklarasi itu, termaktub visi, misi dan manifesto perjuangan partai, yakni terwujudnya tatanan masyarakat indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu, demokratis, adil dan makmur serta beradab dan berketuhanan yang berlandaskan Pancasila sebagaimana termaktub dalam pembukaan UUD NRI tahun 1945.
Budaya bangsa dan wawasan kebangsaan harus menjadi modal utama untuk mengeratkan persatuan dan kesatuan. Sehingga perbedaan di antara kita justru menjadi rahmat dan menjadi kekuatan bangsa indonesia. Namun demikian mayoritas rakyat masih berkubang dalam penderitaan, sistem politik kita tidak mampu merumuskan dan melaksanakan perekonomian nasional untuk mengangkat harkat dan martabat mayoritas bangsa indonesia dari kemelaratan. Bahkan dalam upaya membangun bangsa, kita terjebak dalam sistem ekonomi pasar. Sistem ekonomi pasar telah memporak-porandakan perekonomian bangsa, yang menyebabkan situasi yang sulit bagi kehidupan rakyat dan bangsa. Hal itu berakibat menggelembungnya jumlah rakyat yang miskin dan menganggur. Pada situasi demikian, tidak ada pilihan lain bagi bangsa indonesia ini kecuali harus mencip-takan suasana kemandirian bangsa dengan membangun sistem ekono-mi kerakyatan.
Nah, Partai Gerindra terpanggil untuk memberikan pengabdiannya bagi bangsa dan negara dan bertekad memperjuangkan kemakmuran dan keadilan di segala bidang.

Kisah Gerindra dan Kepala Garuda

Memberi nama partai politik gampang-gampang susah. Karena nama partai berkaitan dengan persepsi yang akan diingat oleh masy-arakat selaku konstituen. Sebelum nama Gerindra muncul, para pendiri partai ini seperti Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, Fadli Zon dan Muchdi Pr juga harus memikirkan nama yang tepat. Ketika itu di Bangkok, Thailand, mereka berkumpul untuk acara Sea Games Desember 2007, demi mendukung tim indonesia, terutama polo dan pencak silat yang berhasil lolos untuk dipertandingkan di sana.
Kebetulan Prabowo adalah ketua IPSI (Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia). Namun ajang kumpul-kumpul tersebut kemudian dimanfaatkan untuk membahas nama dan lambang partai. Nama partai harus mem-perlihatkan karakter dan ideologi yang nasio-nalis dan kerakyatan sebagaimana manifesto Gerindra. tersebutlah nama “Partai Indonesia Raya”. Nama yang sebenarnya tepat, namun sayang pernah digunakan di masa lalu, yakni PIR (Partai Indonesia Raya) dan Parindra. “Kalau begitu pakai kata GERAKAN, jadi Gerakan Indonesia Raya,” ucap Hashim penuh semangat. Peserta rapat pun kemudian menyetujuinya. Selain gampang diucapkan, juga mudah diingat: Gerindra, begitu bila disingkat. Nah, setelah persoalan nama selesai, tinggal soal lambang. Lambang apa yang layak digunakan?
Muncul ide untuk menggunakan burung garuda. Namun, ini lambang yang sudah banyak digunakan partai lain. apa-lagi simbol Pancasila yang tergantung di dada garuda, mulai dari bintang, padi kapas, rantai, sampai kepala banteng dan pohon beringin, sudah digunakan oleh partai yang ada sekarang. Untuk menemukan lambang yang tepat, Fadli Zon mengadakan survei kecil-kecilan.
Hasilnya, sebagian masyarakat justeru menyukai bila Gerindra menggunakan lambang harimau. Harimau adalah binatang yang sangat perkasa dan menggetarkan lawan bila mengaum. Namun, Prabowo memiliki ide lain, yakni kepala burung garuda, ya hanya kepalanya saja. Gagasan itu disampaikan oleh Prabowo sendiri, yang juga diamini oleh pendiri partai yang lain.
Maka jadilah Partai Gerindra yang kita kenal sekarang. Perpaduan antara nama dan lambang yang tepat, sebab keduanya menggambarkan semangat kemandirian, keberanian dan kemakmuran rakyat. Kepala burung garuda yang menghadap ke kanan, melambangkan keberanian dalam bersikap dan bertindak. Sisik di leher berjumlah 17, jengger dan jambul 8 buah, bulu telinga 4 buah, dan bingkai gambar segi lima yang seluruhnya mengandung arti hari kemerdekaan, 17-8-1945. Dalam perjalanannya kemudian, terbukti, Gerindra mendapatkan tempat di hati masyarakat, meski berusia muda. Ketika iklan kampanye gencar dilakukan, burung garuda dan suaranya ikut memberi latar belakang sehingga para penonton merasa tergugah dengan iklan tersebut

Gerindra Tawarkan Bantuan Pengawasan Pemilukada DKI Jakarta

Jakarta – Partai Gerindra menawarkan bantuan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta dalam menjalankan proses verifikasi suara. Bantuan diberikan dengan mengirimkan 20 staf Partai Gerindra yang tersebar di beberapa kelurahan DKI Jakarta, pada saat verifikasi suara dukungan para bakal calon (balon) gubernur dan wakil gubernur Independen.
Ketua DPD Partai Gerinda DKI Jakarta, M Taufik mengatakan, bantuan diajukan untuk menghindari kesalahan yang pernah dilakukan KPU pada 2009 lalu, terkait dugaan penggelembungan suara. Apalagi, pada saat verifikasi nanti, kemungkinan terjadinya kecurangan juga sangat besar. Pasalnya, sumber daya manusia KPU dalam melakukan verifikasi sangat minim.
“Ini merupakan bentuk pengawasan kami terhadap kinerja KPU. Petugas KPU sangat minim. Biasanya Panitia Pengumpulan Suara (PPS) hanya berjumlah 3 orang ditiap 6000 suara yang diverifikasi,” lanjutnya di Balaikota Jakarta, hari ini.
“Contohnya, pasangan X didukung oleh 2.000 orang di kelurahan X, pada saat verifikasi dilakukan, 2.000 orang ini dikumpulkan dan ditanya, namun belum tentu semuanya hadir dan benar-benar memilih pasangan ini,” ujarnya.
(beritasatu.com) Belum lagi, batas waktu verifikasi yang cenderung singkat, yakni hanya dua minggu saja.
Selain menawarkan bantuan pengawalan, Partai Gerindra juga meminta Panwaslu melakukan pengawasan secara serius. Itu menyangkut kredibilitas dari jalannya Pemilukada ini.
Karena itu, bila terjadi penyelewengan, Partai Gerindra tidak segan melaporkan hal tersebut pada pihak berwenang.
“Laporkan ke yang berwenang jika terbukti melakukan penyelewengan meskipun hanya satu saja.” tagasnya.
(beritasatu.com)

Gerindra Dukung Program Sawah Sejuta Hektare

Jakarta – Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto memuji langkah Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan terkait program Kementerian BUMN yang ingin mencetak satu juta hektare lahan sawah baru.
Prabowo mengklaim bahw program sawah satu juta hektare tersebut, merupakan gagasan Partai Gerindra.
“Kita sambut positif langkah Menteri BUMN yang baru, yang ingin mencetak ladang sawah baru. Terima kasih, mudah-mudahan segera terwujud,” kata Prabowo dalam Orasi Politik Empat Tahun Partai Gerindra, di Jakarta, Senin malam, 6 Februari 2012.
Selain itu, ia menyindir dengan kebiasaan pemerintah Indonesia yang memiliki kebiasan impor pangan. Kebiasaan ini dapat membahayakan, karena pada 2011 lalu Thailand dilanda banjir besar dan membuat tiga perempat lahan sawahnya terendam banjir.
Dengan latar belakang itulah, kata Prabowo, Gerindra selalu mengusulkan kepada pemerintah untuk mencetak lahan-lahan sawah baru.
Ia menambahkan, dari dulu Gerindra telah mencanangkan pembangunan ekonomi melalui pertanian dengan cara mencetak jutaan lahan sawah baru. Indonesia, lanjutnya, memiliki 77 juta hutan yang rusak dan harus ditransformasikan menjadi lahan pertanian yang produktif.
Menurut dia, satu hektare sawah dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi enam orang. “Bayangkan jika enam juta hektare lahan baru akan ciptakan banyak lapangan pekerjaan baru. Ini akan mendorong ekonomi kita, multiplier effect yang besar,”katanya.
Sayangnya, menurutnya, pemerintah saat ini lebih suka menggunakan puluhan juta hutan yang rusak itu untuk menanam karet dan sawit. “Kalau ada kesulitan pangan, apa bisa kita makan karet,” ujar Prabowo.
Untuk itu, ia kembali memuji gebrakan Dahlan yang ingin mencetak satu juta hekatare sawah pada 2014.
“Dalam hati, ke mana saja pemerintah, kok baru dilaksanakan sekarang. Tapi kita legowo, wakafkan gagasan itu. Boleh dicontek asalkan untuk rakyat Indonesia,” katanya.
“Kita senang dicontek, tetapi kasih catatan kaki dong, saran dari Gerindra,” tambah Prabowo sambil tertawa.
(vivanews.com)

Selamat Datang di DPD Partai Gerindra Sulawesi Selatan


Menu Pilihan Gerindra

 
Support : edit | edit | edit | edit | edit | edit | Latebo
Copyright © 2011. DPD PARTAI GERINDRA SULAWESI SELATAN - All Rights Reserved
Template Modify by Teluk Bone Inspired Latebo
Proudly powered by Blogger